Perjalanan Liverpool Menuju Trophy UCL yang ke-5
25 Mei 2005
Ataturk Stadium di kota Istanbul, Turkey. Sebuah final kompetisi
sepakbola terbesar Eropa baru saja akan di mulai saat 2 team dari 2
negara berbeda datang ke stadium tersebut untuk mencoba meraih mimpi
mereka demi merebut sebuah kehormatan tertinggi di kasta sepakbola
Eropa. Mereka adalah AC Milan dan Liverpool. Namun keduanya tidak akan
mengira kalau final ini akan menjadi final Liga Champion terhebat yang
pernah ada. The Greatest Comeback Final Ever, adalah julukan yang
diberikan di saat akhir pertandingan merujuk ke final dengan tingkat
tensi tinggi selama 120 menit plus 9 menit waktu saat adu penalty
dilakukan. Final ini bukan saja mempertarukan gengsi antara kedua kutub
sepakbola yang mempunyai gaya yang bermain berbeda melainkan juga
pembuktian apakah Liverpool mampu mematahkan kutukan 20 tahun sejak
terakhir Liverpool menjuarainya 1984 di Roma sebelum Liverpool vakum
dari keikutsertaan mereka di Liga Champions akibat hukuman selama 5
tahun dri UEFA atas tragedy Hesyel di tahun 1985. Liverpool membawa
serta 18 punggawanya ke Atartuk Stadium tanpa terkecuali Dietmar Hamman
yang 3 hari sebelumnya mengalami masalah dengan hamstring namun dia
tidak akan pernah menyangka bahwa perannya nanti sangat vital.
25 Mei 2005, 6 tahun yang lalu, Ataturk Stadium di kota Istanbul, Turkey. Sebuah final kompetisi sepakbola terbesar Eropa baru saja akan di mulai saat 2 team dari 2 negara berbeda datang ke stadium tersebut untuk mencoba meraih mimpi mereka demi merebut sebuah kehormatan tertinggi di kasta sepakbola Eropa. Mereka adalah AC Milan dan Liverpool. Namun keduanya tidak akan mengira kalau final ini akan menjadi final Liga Champion terhebat yang pernah ada. The Greatest Comeback Final Ever, adalah julukan yang diberikan di saat akhir pertandingan merujuk ke final dengan tingkat tensi tinggi selama 120 menit plus 9 menit waktu saat adu penalty dilakukan. Final ini bukan saja mempertarukan gengsi antara kedua kutub sepakbola yang mempunyai gaya yang bermain berbeda melainkan juga pembuktian apakah Liverpool mampu mematahkan kutukan 20 tahun sejak terakhir Liverpool menjuarainya 1984 di Roma sebelum Liverpool vakum dari keikutsertaan mereka di Liga Champions akibat hukuman selama 5 tahun dri UEFA atas tragedy Hesyel di tahun 1985. Liverpool membawa serta 18 punggawanya ke Atartuk Stadium tanpa terkecuali Dietmar Hamman yang 3 hari sebelumnya mengalami masalah dengan hamstring namun dia tidak akan pernah menyangka bahwa perannya nanti sangat vital.
Liverpool memulai babak kedua dengan bermain langsung menyerang. Sebuah gebrakan Harry Kewell tercipta setelah menang duel lari man to man lawan salah satu bek Olympiakos. Kewell melepaskan sebuah umpan manis ke kaki Sinama Pongolle dan membawa Liverpool menyamakan kedudukan 1-1. Liverpool makin percaya diri. Liverpool butuh 2 gol lagi sampai akhrnya Neil Mellor membawa Liverpool unggul setelah memanfaatkan kemelut di depan gawang Nikopolidis. 2-1 untuk Liverpool. Keunggulan tersebut nyatanya belum cukup untuk memastikan Liverpool lolos ke fase knock out. Liverpool mulai mengurung pertahanan Olympiakos. Momen yang ditunggu akhirnya datang. Carra yang saat itu naik membantu serangan Liverpool mengirimkan sebuah umpan lambung ke kepala Mellor. Neil Mellor yang melihat posisi Stevie kosong langsung pantulkan bola tersebut ke tengah tepat di jarak bidikan Stevie G. Steven Gerrard yang sudah dari tadi menunggu akhirnya menemukan posisi yang pas untuk membidik bola tersebut. Sebuah tendangan setengah first time dengan tingkat akurasi 100% tepat plus daya hujam yang keras membuat satu stadion Anfield bersorak riuh. Steven Gerrard bawa Liverpool unggul 3-1 ata Olympiakos pada salah satu malam comeback hebat pada season tersebut. Komentator Sky Sport saat itu Andy Gray dan Martin Tyler pun sampai teriak “ Oh beauty, What a hit, son “ berulang-ulang 2 komentaor itu puji gol Stevie G (Panggilan akrab gerrard). Atmosfer satu stadion Anfield pun berubah darinya tadi tegang sampe ke ubun-ubun menjadi sebuah kelegaan massal. Liverpool lolos melaju ke fase knock-out.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar