Perjalanan Liverpool Menuju babak final di ISTANBUL
Inilah awal yang menyakinkan Liverpool yang maju ke fase knock-out sebagai runner up group menemani AS Monaco yang menjadi juara Grup A. Liverpool unggul perbedaan goal dari Olympiakos walaupun sama-sama mempunyai poin 10, Liverpool yang lolos dari lubang jarum. Di fase knock-out Liverpool dipertemukan juara grup B,Bayern Leverkusen. yang mengungguli Madrid di grup B. Liverpool Seperti tanpa kesulitan. Liverpool melenggang di dua pertemuan kandang dan tandang yang masing-masing tercipta skor 3-1 sehingga menciptakn agregat besar 6-2. Luis Garcia, Milan Baros, John Arne Risse, Didi Hamman masing-masing menyumbangkan goal di kedua pertemuan melawan Leverkusen.Pada drawing yang dilakukan di markas besar UEFA di Nyon, Swiss, Liverpool dipertemukan dengan Juventus di perempat final. Semua orang tertuju pada peristiwa paling memilukan publik sepakbola Eropa 23 tahun yang lalu, Tragedi Hesyel yang menewaskan 39 suporter. Polemik sempat muncul akan adanya isu boikot pertandingan oleh pihak keluarga korban terutama fans Juventus namun hal tersebut tidak terjadi. Pertandingan pertama di gelar di Anfield.Diawali sebuah upacara penghormatan untuk 39 korban tragedy Hesyel. Upacara ini juga dihadiri oleh dua legenda masing-masing klub, Ian Rush dan Platini.
upacara itu tidak mengurangi tensi pertandingan saat dimulai. Sami Hyypia buka keunggulan Liverpool melalui tandukannya setelah memanfaatkan sepak pojok. 1-0 Liverpool. Tak berselang berapa lama, Luis Garcia memperlihatkan sebuah tendangan spektakular dari jarak sekitar 25 meter menghujam jala Gigi Buffon. 2-0 keunggulan Liverpool pada babak pertama. Gambaran para suporter saat itum Liverpool bakal lewati babak kedua dengan mudah. Namun tidak...Di babak kedua Juventus mulai bermain menyerang sampai pada akhirnya lemahnya kordinasi lini belakang Liverpool mampu dimanfaatkan Fabio Cannavaro mencetak goal tandang untuk Juventus yang mungkin menjadi modal utama Juve untuk habisi LFC di Turin. Pertemuaan kedua berlangsung di Turin, Juventus minimal memerlukan kemenangan 1-0 atas Liverpool untuk memuluskan jalan mereka ke semifinal. Namun Liverpool adalah Liverpool, dengan segalah kegigihan sampai akhir pertandingan, keunggulan 2-1 dari Anfield mampu dijaga Liverpool. Liverpool yang saat itu langsung dicap bermain super defensive dan sedikit pragmatis oleh Juventus, namun Rafa Benitez menolak berkomentar.
Liverpool melenggang ke semifinal dan ditunggu Chelsea. Chelsea yang saat itu dipredikatkan sebagai tim kaya baru tidak mampu memperlihakan sisi uang mereka saat mereka ditahan LFC di Stamford Bridge dengan skor 0-0
Di Anfield, Mou tetap dengan raut muka Songongnya sengaja menuliskan sebuah tulisan di kaca depan bus yang membawa Chelsea ke Anfield. Dalam tulisan tersebut tertulis “Yang dua telah tumbang, satu lagi menyusul “ namun nampaknya tulisan tersebut tidak berpengaruh di lapangan. Babak pertama, kedua tim bermain dengan tempo biasa.
Chelsea pun merasakan keriuhan Anfield sehingga mereka sulit mengembangkan permainan. Stevie G melakukan sebuah pergerakan mencari kawan,menemukan Milan Baros berlari cepat masuk dengan ke dalam kotak penalti Chelsea, Baros menemukan Petr Cech siap menyergap bola tersebut dan hasilnya Cech malah meninju muka Milan Baros dan bola pun bergerak liar. Bola liar pun langsung disambar Luis Garcia yang berdiri bebas. Bola langsung menuju ke gawang kosong sebelum disapu oleh Gallas yang datang dari entah kemana ditemani John Terry yang tidak mampu berbuat apa-apa. Tidak ada yang tahu sampai sekarang apakah bola tersebut melewati garis apa tidak, yang jelas hakim garis langsung memberikan tanda kalau bola telah lewat garis gawang. wasit mengesahkan goal tersebut Liverpool bersorak.
Walaupun misalnya pas waktu itu gol Luis Garcia gak disahkan oleh wasit, Liverpool tetap berhak diberikan sebuah penalti atas pelanggaran yang dilakukan Cech. Di babak kedua, Chelsea semakin bermain menyerang dan tidak memperdulikan lini pertahanan mereka yang semakin terbuka. Namun hasil yang mereka dapat karena kesombongan mereka hanyalah sebuah isapan jempol karena Liverpool mampu keluar sebagai pemenangnya. Setelah wasit meniupkan peluit panjang, Euforia Anfield meledak bagaikan sebuah peluncuran roket antarikasa.Liverpool ke final Liga Champions. Steven Gerrard dkk langsung melakukan selebrasi dan merayakan semuanya ke setiap sudut lapangan Anfield. Final ke 6 untuk Liverpool. Sementara itu Jose Mourinho yang langsung diwanwancarai wartawan mengatakan bahwa dia tidak akan pernah mengakui goal Luis Garcia tersebut. Dia menggangap keriuhan Anfield-lah yang mencetak gol tersebut serta menyebut keputusan hakim garis telah diintervensi oleh para suporter. Namun ocehan Mou tersebut hanya dianggap angin lalu karena dalam kenyataan Liverpool berhasil melaju ke final lagi setelah 22 tahun lamanya. Liverpool segera bersiap untuk sebuah final paling bersejarah di kasta sepakbola tertinggi di Eropa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar